Berbagai permulaan.
....lalu ia tenggelam dalam penyiksaan.
"Oh ini biasa" aku dirinya, walau ia tersedak, penuh kebohongan di tenggorokannya.
Sama dengan kerongkongannya. Ia isi pula dengan kebohongan. Bukan miliknya, namun cukup membuat kenyang diakhir bulan. Bualan memang kebutuhan yang setara pangan dan sandang, namun tak bisa menjadi papan.
Ia hidup pula. Ya memang lebih baik daripada mati diatas dipan gabus sediaan ibu kos. Daripada makan sampah yang dimana kita lebih tinggi derajatnya, bukankah lebih baik menjadikan diri menjadi sampah, setidaknya makanan kita lebih tinggi kastanya. Seperti banyak orang berkata kalau "engkau apa yang kau makan".
Daripada kelaparan di akhir bulan, walau entah apa yang ada di akhiran. Yah, setidaknya Ia melalui berbagai permulaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar