dengan karet dan mesinnya,
dengan bahan bakar dan kegesitannya
dengan pengetahuan dan kemampuan
dengan segala apa yang kau lihat di depan
dirimu mampu mengitari kota yang belum kau tahu
aspal yang asing segera familiar
udara yang kau hisap mulai biasa
lalu kau sadar,
walau kau bisa kemana-mana,
ke tempat, jalan, yang kau inginkan
bukanlah yang benar-benar yang kau damba
walau bebas untuk pergi, nyatanya
kau tak bisa kembali
lalu dalam diam
terpancur air mata
jeritan keras dalam dada
dalam keabstrakan,
betapa ingin kau pulang
hidup bak musik
kau menari saat ia berputar
bukan kau simpan, untuk nanti
lalu terkenang hanya, dalam mimpi
Malang, saat menikmati kota dan kampus baru
27 Agustus 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar